Mengapa Pemuda Enggan Belajar Akidah?!
Bismillah.
Islam adalah ajaran yang sangat sempurna. Tidak ada satu kebaikan, kecuali telah dijelaskan dan ditunjukkan di dalamnya. Kebaikan terbesar yang diperintahkan oleh Allah adalah tauhid. Sedangkan keburukan terbesar yang dilarang adalah syirik.
Para pemuda sebagai generasi penerus perjuangan umat ini sudah semestinya memiliki semangat yang besar dan kesungguhan dalam belajar ilmu tauhid dan akidah. Sebab ia menjadi pondasi di dalam beragama dan kunci dari segala amal kebaikan.
Banyak orang beranggapan bahwa perkara akidah ini sudah diketahui oleh semua orang Islam. Oleh sebab itu, mereka beranggapan bahwa tidak ada kebutuhan untuk belajar akidah. Sebagian meremehkan ilmu akidah, dengan mengatakan bahwa untuk belajar akidah cukup dalam waktu 10 menit saja. Seolah-olah dia lupa atau pura-pura lupa bagaimana beratnya perjuangan dakwah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menanamkan akidah Islam di Makkah pada awal dakwahnya.
Akidah Islam ini dibangun di atas dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Bahkan, tidak ada satu surah pun di dalam Al-Qur’an, kecuali di dalamnya pasti mengandung pelajaran terkait akidah dan tauhid. Sebagaimana ditegaskan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah bahwa seluruh bagian Al-Qur’an itu pada hakikatnya membahas seputar tauhid.
Banyak di antara para pemuda di masa ini telah larut dan hanyut dalam gaya hidup dan pemikiran yang jauh dari nilai-nilai dan ajaran tauhid. Salah satu buktinya kegemaran anak muda untuk membaca horoskop atau ramalan bintang yang itu jelas merusak akidah dan keimanan. Padahal perbuatan membaca ramalan bintang termasuk dalam kategori mendatangi dukun atau paranormal yang dilarang di dalam Islam.
Oleh sebab itu, penting bagi kaum muda untuk mengenali apa saja keutamaan tauhid dan ilmu akidah. Agar mereka bisa lebih bersemangat dalam menimba ilmu agama dan ikut serta berjuang menyebarkan kebaikan di tengah umat manusia.
Pentingnya belajar akidah
Akidah merupakan pondasi dalam beragama
Allah berfirman,
وَلَقَدۡ أُوحِیَ إِلَیۡكَ وَإِلَى ٱلَّذِینَ مِن قَبۡلِكَ لَىِٕنۡ أَشۡرَكۡتَ لَیَحۡبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡخَـٰسِرِینَ
“Sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada orang-orang sebelummu. Jika kamu berbuat syirik, pasti akan lenyap seluruh amalmu dan kamu benar-benar akan termasuk golongan orang-orang yang merugi.” (QS. Az-Zumar: 65)
Akidah merupakan syarat diterimanya amalan
Allah berfirman,
فَمَن كَانَ یَرۡجُوا۟ لِقَاۤءَ رَبِّهِۦ فَلۡیَعۡمَلۡ عَمَلࣰا صَـٰلِحࣰا وَلَا یُشۡرِكۡ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦۤ أَحَدَۢا
“Maka, barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Rabbnya, hendaklah dia melakukan amal saleh dan tidak mempersekutukan dalam beribadah kepada Rabbnya dengan sesuatu apa pun.” (QS. Al-Kahfi: 110)
Akidah merupakan misi utama dakwah Islam
Allah berfirman,
وَلَقَدۡ بَعَثۡنَا فِی كُلِّ أُمَّةࣲ رَّسُولًا أَنِ ٱعۡبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَٱجۡتَنِبُوا۟ ٱلطَّـٰغُوتَۖ
“Dan sungguh Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul yang menyerukan, ‘Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut.’” (QS. An-Nahl: 36)
Akidah adalah kewajiban terbesar di dalam agama
Allah berfirman,
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعۡبُدُوۤا۟ إِلَّاۤ إِیَّاهُ وَبِٱلۡوَ ٰلِدَیۡنِ إِحۡسَـٰنًاۚ
“Dan Rabbmu telah memerintahkan, ‘Janganlah kalian beribadah, kecuali hanya kepada-Nya, dan kepada kedua orang tua hendaknya kalian berbuat baik dengan sebaik-baiknya.’” (QS. Al-Isra’: 23)
Akidah adalah bekal untuk meraih kebahagiaan
Allah berfirman,
مَنۡ عَمِلَ صَـٰلِحࣰا مِّن ذَكَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنࣱ فَلَنُحۡیِیَنَّهُۥ حَیَوٰةࣰ طَیِّبَةࣰۖ وَلَنَجۡزِیَنَّهُمۡ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ مَا كَانُوا۟ یَعۡمَلُونَ
“Barangsiapa yang melakukan amal saleh dari kalangan lelaki atau perempuan dalam keadaan beriman, niscaya Kami akan memberikan kepadanya kehidupan yang baik dan benar-benar Kami akan membalas mereka dengan pahala yang jauh lebih baik dari apa-apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97)
Baca juga: Perbedaan antara Aqidah, Tauhid dan Manhaj
Keutamaan dan buah tauhid
Tauhid adalah tujuan penciptaan jin dan manusia
Allah berfirman,
وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِیَعۡبُدُونِ
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Az-Zariyat: 56)
Tauhid adalah sebab mendapatkan keamanan dan petunjuk
Allah berfirman,
ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ وَلَمۡ یَلۡبِسُوۤا۟ إِیمَـٰنَهُم بِظُلۡمٍ أُو۟لَـٰۤىِٕكَ لَهُمُ ٱلۡأَمۡنُ وَهُم مُّهۡتَدُونَ
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuri imannya dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang akan diberikan keamanan dan mereka itulah orang-orang yang diberikan petunjuk.” (QS. Al-An’am: 82)
Tauhid adalah sebab datangnya ampunan Allah
Allah berfirman,
إِنَّ ٱللَّهَ لَا یَغۡفِرُ أَن یُشۡرَكَ بِهِۦ وَیَغۡفِرُ مَا دُونَ ذَ ٰلِكَ لِمَن یَشَاۤءُۚ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik kepada-Nya dan masih mengampuni dosa-dosa di bawah itu bagi siapa saja yang dikehendaki oleh-Nya.” (QS. An-Nisa’: 48)
Tauhid adalah sebab utama keselamatan dan asas ketakwaan
Allah berfirman,
یَـٰۤأَیُّهَا ٱلنَّاسُ ٱعۡبُدُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِی خَلَقَكُمۡ وَٱلَّذِینَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ
“Wahai manusia, sembahlah Rabb kalian Yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian, mudah-mudahan kalian bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 21)
Tauhid adalah keadilan tertinggi
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
أَنْ يَعْبُدُوهُ وَلاَ يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
“(Hak Allah atas hamba adalah) hendaknya mereka beribadah kepada-Nya dan tidak mempersekutukan dengan-Nya sesuatu apapun.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Tauhid adalah asas perbaikan umat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
فليكن أول ما تدعوهم إليه شهادة أن لا إله إلا الله. -وفي رواية: إلى أن يوحِّدوا الله
“Hendaklah yang paling pertama kamu serukan kepada mereka ialah syahadat lailahaillallah. Riwayat lain: supaya mereka mentauhidkan Allah.” (HR. Bukhari)
Tauhid adalah kunci keberuntungan
Allah berfirman,
بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ وَٱلۡعَصۡرِ إِنَّ ٱلۡإِنسَـٰنَ لَفِی خُسۡرٍ إِلَّا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَتَوَاصَوۡا۟ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡا۟ بِٱلصَّبۡرِ
“Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, beramal saleh, saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati dalam menetapi kesabaran.” (QS. Al-‘Ashr: 1-3)
Baca juga: Makna Akidah
***
Penulis: Ari Wahyudi, S.Si.
Artikel asli: https://muslim.or.id/85413-mengapa-pemuda-enggan-belajar-aqidah.html